Senin, 05 September 2011

Tips Mengenali 10 Penyebab Pria Minder

laki-laki tidak percaya diri
Rasa minder adalah perasaan tidak nyaman terhadap kondisi diri Anda yang merupakan kebalikan dari rasa percaya diri. Seseorang yang tengah dihinggapi rasa minder seringkali mati gaya dan tidak bisa mengembangkan diri. Minder memang tak kenal jenis kelamin dan usia. Siapa pun bisa mengalaminya. Pria pun bisa dinggapi rasa minder. Apa penyebabnya? Berikut ini tipsanda.com akan menguraikan 10 penyebab pria menjadi minder:
1. Gemuk. Ternyata pria juga minder kalau kegemukan. Tapi, konon pria overweight cenderung setia. Riset yang dilakukan di Jerman terhadap 1000 pria menunjukkan bahwa pria overweight kurang suka berselingkuh. Maksudnya ‘peluang’-nya lebih kecil mungkin.
2. Small Size. Meski ungkapan ‘size doesn’t matter’ begitu popular, pria tetap berharap memiliki ukuran alat vital yang besar.
3. Kondisi Keluarga. “Saya tidak pernah bersedia menceritakan kondisi keluarga. Say terlahir dalam keluarga berantakan. Ibu saya menikah lagi dan aya pergi entah kemana.” Bonzu, 27, lajang, pembuat film documenter.
4. Perempuan Pintar. “Saya suka merasa kecil kalau ngobrol dengan perempuan pintar yang cara bicaranya well educated. Agar tidak minder, saya menggiring dia untuk mengobrolkan hal-hal yang sangat saya kuasai.” Joko, 33, lajang, content developer.
5. Penampilan Busuk. “Pede saya pasti drop jika datang ke suatu acara dengan penampilan busuk sementara tamu-tamu yang lain berpenampilan necis dan wangi.” Nazar, 34, menikah, wiraswasta.
6. Pasangan Populer. Ada kalanya pria merasa bangga mampu menaklukan gadis yang popular di kampus/kantor. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin dalam pria mengenalnya, akan muncul perasaan minder karena pasangan ternyata terlalu popular, semua lingkungan pergaulan mengenalnya. “Gimana nggak minder, saya merasa seperti bayang-bayang, antara ada dan tiada.” Dimas, 33, menikah, karyawan swasta. That’s why, Pengeran Charles selingkuh dari Putri Diana.
7. Materi Kurang. “Saya pernah minder ketika dijodohkan  dengan perempuan yang mempunyai materi lebih dari saya. Di saat dia sudah membawa mobil sendiri, saya masih naik bus.” Choki, 32, lajang, freelancer.
8. Perempuan Tinggi. “Saya (sampai) melarang dia menggunakan sepatu berhak ketika jalan berdua.” Yudha, 35, lajang, wiraswasta.
9. Pasangan Sukses. “Saya mendukung kesetaraan gender. Tetapi tetap saja saya enggan mendekati perempuan yang posisinya lebih tinggi, apalagi jika kami sampai satu kantor.” Anas, 24, lajang, Marketing.
10. Tidak Dibutuhkan. “Saya terpaksa berpisah dengan pasangan karena dia sama sekali tidak butuh saya. Dia tidak pernah minta uang, semua kebutuhan dan tanggung jawab bisa diselesaikan tanpa bantuan saya. Lama-lama saya jadi minder karena dia lebih berperan dari saya.” Agung, 31, lajang, sales asuransi.


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar