Senin, 05 September 2011

Tips Cara Komplain Ampuh

Pernahkah Anda complain hingga ‘bersimbah keringat’ berbusa-busa, tapi ujungnya tidak mendapatkan hak Anda? Ini hanya masalah trik. Tanpa perlu tarik urat (marah itu buang energi, bukan?). Anda bisa mendapatkan apa yang Anda mau dengan sedikit tips dan trik berikut ini:
1. Urut Masalah. Pada saat Anda tidak mendapatkan sesuatu yang menjadi hak Anda (salah satunya mungkin pesanan barang salah kirim), biasanya nada suara akan meninggi, “Lho kok yang dikirim barang ini, sih!” Sebelum mengangkat ‘kapak perang’ sebaiknya Anda bertanya, “bukan barang ini yang saya pesan. Bisa tolong lihat order pengirimannya?” Biasanya –selain human error tentu saja- kesalahan terjadi karena misunderstanding. Anda menduga sudah menyampaikan pesan dengan benar, padahal belum tentu maksud yang sama tertangkap dengan jelas oleh di penerima pesan/ Anda perlu tambahan kesabaran untuk mengurutkan masalahnya dan tidak terlalu reaksioner. Mulailah dengan pertanyaan, bukan pernyataan.
2. Pilihlah Kata. Kosakata menjadi penting di sini. Kesalahan pemilihan kata akan menghambat Anda mendapatkan apa yang Anda mau. Setiap kata punya makna dan emosi (apalagi kalau ditambah intonasi, kan?). Sehingga, pemilihan kata dapat mengefisienkan usaha pencapain tujuan. Daripada menggunakan kalimat negasi seperti “Saya tidak terima” lebih baik diganti dengan “Apakah bisa diganti dengan…” Dibanding “Anda salah!” akan lebih efektif jika Anda lansung pada persoalan dengan mengatakan “Ada kesalahan dengan pasanan saya.” Sehingga, orang yang Anda complain akanmenganggapi pernyataan Anda sebagai masalah bersama, bukan pihak yang disalahkan.
3. Berusaha Menyimak. Setiap kesalahan layak complain, biasanya ada sebab yang masuk akal (walau bukan berarti Anda harus menerima begitu saja kesalahan tersebut). Untuk mendapatkan jawaban yang bisa diterima, Anda perlu menyimak setiap penjelasan yang diberikan. Jangan memotong pembicaraan atau emosi.Karena emosi cenderung membuat Anda tidak dapat menangkap penjelasan orang lain dengan sempurna. Namun, memang ada hal-hal yang tidak perlu disimak. Misalnya Anda mendapati seekor lalat berenang-renang ke tiap di dalam sup Anda, maka langusng panggil pramusaji dan katakana saja, “Ada lalat di sup saya. Tolong diganti ya. Terima kasih.” Anda tidak berpanjang-panjang dalam kasus seperti ini. Buatla orang yang membuat kesalahan langsung mengakuinya tanpa perlu mengatakan apa-apa. Anda pun tak perlu menuntutnya mengucapkan kata ‘Maaf’. Buang energi. Lebih baik duduk manis sambil menunggu sup pengganti datang.
4. Berpikir Positif. Tidak semua kesalahan terjadi karena kesengajaan. Dan bisa jadi, ketidaksesuaian yang membuat Anda tergerak untuk complain itu, tak selamanya salah. Mungkin sja memang sengaja diubah justru untuk lebih memudahkan. “Saya pernah diminta antri di lin yang berbeda ketika boarding. Antrian yang sangat panjang. Menyebalkan sekali. Ternyata line yag jumah pengantrinya lebih sedikit digunakan untuk penyandang cacat. Untung waktu itu saya belum ngomel. Sehingga, biar bagaimana pun, still, berpikir positif adalah penting.” Ujar Norman, Marketing, 33 th.
5. Berorientasi Solusi. Pada dasarnya Anda complain untuk mendapatkan kembali apa yang sudah menjadi hak Anda. Bukan untuk cari gara-gara, kan? Jadi, pada saat complain, tetaplah berorientasi pada solusi. Tidak perlu berlama-lama mencari siapa yang paling bersalah dan perlu ‘digantung’. Masalah tidak akan (atau lama sekali) selesai, energi habis, dan sisa amarah akan terbawa mimpi.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar